Cari Blog Ini

Rabu, 06 Juni 2012

TATA-TULIS HURUF AL-QUR'AN PADA AL-MUSHHAF AL-'UTSMANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP TATA-BACANYA

Perbandingan tata-tulis al-Qur'an (al-Rasm al-'Utsmani) dengan Tata-Tulis Imla'.

Setelah penyempurnaan tata-tulis tersebut, nampak jelas beberapa persamaan dan perbedaan dalam aplikasi tata-bacanya antara tata-tulis al-Qur'an (al-Rasm al-'Utsmani) dengan tata-tulis Bahasa Arab (Imla') yang dipakai kitab-kitab.
Di antara persamaannya seperti "وَ اسْتَغْفِرْهُ" di al-Nashr : 3 melampaui satu huruf berupa Hamzah Washal وَ اسْتَعِيْنُوْا di al-Baqarah : 65 melewati dua huruf yaitu Hamzah Washal (أ) sesudah Wawu (و) di awal kata dan Alif (ا) tanda Jama' di akhir kata, "وَ ادْخُلُوْا الْبَابَ" di al-Baqarah : 58, melewati Hamzah Washal (أ) sesudah Wawu (و) yang pertama dan tiga huruf و ا ا yang terletak di antara Lam (ل) dan Lam 
وَ أَقِيْمُوْا الصّلاَةmelampaui empat huruf yaitu و ا ا ل, dan lain-lainnya yang semisal, yang dibaca karena mengikuti tata-bacanya yang merupakan "سنة متبعة" yang diatur dalam Ilmu Tajwid, bukan mengikuti tata-tulis dan tata-bahasanya. Hanya, kalau tata-tulis Imla' tidak mengaplikasikan Idgham, Iqlab, Qalqalah, Tafkhim, Tarqiq dan sejenisnya.
Perbedaan antara tata-tulis al-Rasm al-'Utsmani dengan tata-tulis Imla' sebanyak sekitar 4809 kata, di luar yang Washal dan Fashal. Penulis kelompokkan dan menganalisis dalam dimensi tata-tulis, tata-baca dan tata-bahasanya seperti berikut:


a. Menggugurkan Alif (ا).
(الرّحْمنِ = الرّحْمَانِ), Di semua ayat, demikian juga (ملِكِ = مَالِكِ), kecuali di al-Nas, الله dan 
قُلِ اللّهُمّ di Ali 'Imran : 26, (اله, تَبرَكَ تَبَارَك)َ, kecuali (سُبْحَنَ = سُبْحَانَ) di al-Isra' : 93, 
(تَعلَى =تَعَالَى) dan masih banyak lagi.
(كِتبٌ = كِتَابٌ), Kecuali di al-Ra'd : 38, al-Hijr : 4, al-Kahfi : 27 dan al-Naml : 1 (termasuk konsistensi tulisan).
(إِبْرهِمُ = إِبْرَاهِيْمُ), Alif dan Ya' nya dihilangkan di semua surah, kecuali di al-Baqarah : 130, مِيْكَالَ (al-Baqarah : 98) dan nama Nabi-nabi lainnya yang dibaca panjang, kecuali جَالُوْتَ (al-Baqarah : 249), هَامَانُ (al-Qashash : 6), دَاوُدُ (al-Baqarah : 251 dll), قَارُوْنَ (al-Qashash : 76), هَارُوْتَ (al-Baqarah : 102), dan مَارُوْتَ (al-Baqarah : 103) (termasuk konsistensi tulisan), (المَسجِدَ الْمَسَاجِدَ)
, (الشّيْطنُ ، الشّيَاطِيْنُ), juga hitungan-hitungan seperti : (ثُلَثَ = ثُلاََثَ), (ثَلَثَةٌ = (ثَلاَثَةٌ) dan 
(رُبَعَ = رُبَاعَ).
(كَلاَلَةٌ = كَلَلَةٌ) , Alif (ا) yang terletak sesudah Lam (ل), di al-Nisa' 12 dan 176, demikian juga
 (ظِلَلٍ = ظِلاَلٍ) di Yasin : 56, dan (ضَلَلٍ = ضَلاَلٍ) dan di al-An'am : 74, (خِلاََ الدِّيَار = خِلَلَ) di al-An'am : 74, seperti juga (خَلَئِفَ ، خِلَفِ ، سَلَمٌ ، غُلَمٌ ، مُلَقُوْا ، اِيْلَفِ), dan sejenisnya.
(سَمَاوَاتٍ = سَمَوَاتٍ), Di semua ayat, dan juga kata-kata Jama' seperti berikut :
 (اليَتَمَى = اليَتَامَى ، المَسَكِيْنِ = المَسَاكِيْنِ ، الأنْهَر = الأَنْهَارُ، جَنَّتٍ = جَنَّاتٍ), yang Mufrad misalnya : (القِيَامَةْ = القِيَمَةْ) dan (الصِّراَطَ = الصِّرَطَ), serta (يَلْقَى أَثَامًا = يَلْقَ أَثَامًا) al-Furqan : 68, karena di belakangnya مَدّ dan وقف dll.
(الصَّالِحَاتُ = الصَّلِحَاتُ), Semua Shighah (اسم الفاعل), termasuk Jama'nya :
 (الصَّالِحِيْنَ = الصَّلِحِيْنَ), dan ( السّائِلِيْنَ (هَامَانُ  di al-Baqarah : 177, Yusuf : 7 dan Fushilat : 10, karena di belakangnya ada Hamzah, demikian juga Mulhaq ملحق nya, seperti (العَالَمِيْنَ = العَلَمِيْنَ), juga الضّالِّيْنَ karena di belakangnya ada Tasydid, طَاغُوْنَ al-Dzaariyat : 53 dan al-Thur : 32, سَاهُوْنَ dan الْمَاعُوْنَ di al-Ma'un.
(أنْجَنَاكُمْ = أَنْجَيْنَكُمْ), al-Baqarah : 50, berupa ("ضمير المتكلم "نَا) yang bersambung dg. belakangnya, juga seperti (قَضَا هَا = قَضَى هَا) Yusuf : 68, dan (عَلَّمْنَاهُ = عَلَّمْنَهُ) al-Kahfi : 65, al-Anbiya' : 80 dan Yasin : 69, (آتَهُمْ = آتَاهُمْ) al-An'am : 34.
(بَاءُوْا = بَاءُو), dan (فَاءُوْا = فَاءُو) al-Baqarah 61dan 226, (عَتَوْا = عَتَوْ)al-A'raf : 77, (سَعَوْا = سَعَوْ) Saba' : 5, (جَاءُوْا = جَاءُو) Yusuf : 16, (تَبَوَّءُوْا = تَبَوَّءُو) al-Hasyr : 9, dan (يَعْفُوْا = يَعْفُوْ) al-Nisa' : 29, yang masing-masing menunjukkan جَمْعٌ, yang selain ini tidak.
(يَقْتَتِلاَنِ = يَقْتَتِلَنِ), al-Qashash : 15, demikian juga (يُعَلِّمَن ، أَضَلَّنَا ، هَذَانِ ، يَدَاكَ), dalam bentuk المثنى (yang menunjukkan dua orang).
(يَا أَيُّهَا = يَأَيُّهَا), Huruf (ا)Nida' semuanya, yang sendiri atau bersambung, seperti : (يَا بَنِيْ = يَبَنِيْ) al-Baqarah 40, (يَا آَدَمُ = يَآدَمُ) al-Baqarah 35, (يَا عِبَادِيْ = يَعِبَادِيْ) al-Angkabut : 56, 
(يَا أَيُّهَا السَّاحِرُ = يَأَيُّهَا السَّاحِرُ) al-Zukhruf : 49, al-Nur : 31 dan al-Rahman : 31,
(هَا أَنْتُمْ = هَأَنْتُمْ) Huruf تنبيه (untuk memberi perhatian) semuanya, termasuk هذَا dan ذلِكَ, أُولئِكَ, dan هؤُلاَءِ yang di Isim Isyarah banyak sekali, (اللاَّتِيْ = الَّتِيْ) Isim Maushul.
 لكِنّ ,Demikian juga إِنّ yang diidghamkan pada ("ضَمِيْر "ي) atau (نَا), seperti : 
(إِنَّنِيْ = إِنِّيْ ، إِنَّنَا = إِنَّا), yang sudah dipakai tata-tulis Imla'.

b. Menggugurkan Wawu (و).
(يَدْعُو = يَدْعُ) di al-Isra' : 11, al-Syura : 24 dan al-Qamar : 6, Ali Imran : 61, demikian juga 
(نَدْعُو = نَدْعُ), di al-'Alaq : 18, dan (يَمْحُو = يَمْحُ), di al-Syura : 24, dan al-Ra'd : 39.
(يَسْتَوُوْنَ = يَسْتَوُنَ) di al-Taubah : 19, al-Nahl : 75 dan al-Sajdah : 18, karena Wawu (و) yang ke dua berupa Wawu Jama' (واو الجمع).
Dalam kelompok ini tata-tulis kata-kata tertentu ditulis tanpa tanda panjang berupa Alif (ا), karena demikian menurut Bahasa Quraisy yang disepakati dalam sidang yang kemudian menjadi سنة متبعة. Secara materiel mempengaruhi tata-bacanya sampai kepada tingkat rawan salah baca, karena berbeda dengan tata-tulis Imla' yang tanda panjangnya memakai Alif, tetapi hal ini tidak mempengaruhi maknanya, kecuali kata-kata tertentu yang dapat berubah dan mengandung lebih dari satu makna seperti مالك.

c. Menggugurkan Ya' (ي).
(نَبْغِى = نَبْغِ) di al-Kahfi 64, الحَوَارِيِّْنَِ di al-Maidah : 111 dan al-Shaf : 14.
(فَارْهَبُوْنِيْ = فَارْهَبُوْنِ) di al-Baqarah : 40, demikian juga اِتّبِعُوْنِ, اِتّقُوْنِ, اِخْشَوْنِ, اِرْجِعُوْنِ, أَرْسِلُوْنِ, اِسْمَعُوْنِ, أُعْبُدُوْنِ , رَبِّ, أَكْرَمَنْ, وَ لِيَ دِيْنْ, أَنْتَ وَلِيِّ dan semisalnya.

d. Menggugurkan Nun (ن).
(تَأْمَنْنَا = تَأْمَنَّا) Di Yusuf : 11.
(نُنْجِيْ = نُجِّيْ) Di Yusuf : 110.

e. Menggugurkan Lam (ل).
(اللَّتِيْ = الَّتِيْ) di semua ayat, termasuk semua tashrifnya, kecuali (اللَّذَيْنِ). juga (اللَّيْلِ = الَّيْلِ) dan semisalnya.

f. Menambah Alif (ا), Wawu (و) dan Ya' (ي).
(مَلاَئِهِ = مَلَئِهِ) Menambah Alif di al-Baqarah : 6 demikian juga (مَلاَئِهِمْ = مَلَئِهمِْ)di al-An'am : 142, 
(مِائَةٌ = مِئَةٌ) di al-A'raf : 18, Hud : 119, seperti فِئَةٌ, (ada juga sebagian orang yang menulis dengan tata-tulis "مِأَةٌ") dan مِائِتَيْنِ di al-Baqarah : 72, (لِشَايْءٍ = لِشَيْءٍ) al-Kahfi : 23, (يَايْئَسْ = يَيْئَسْ) di al-Ra'd : 31 dan Yusuf : 87, kecuali إِذَا اسْتَيْئَسَ di Yusuf : 110, demikian juga (لأَذْبَحَنَّهُ = لاَأَذْبَحَنَّهُ) di al-Naml : 21, dan (أنَا = أَنَ) yang tetap dipakai dalam tata-tulis Imla'.
(الرِّبَا = الرِّبَوا) Menambah Alif di akhir, di al-Baqarah 275 dll. demikian juga (يَعْبَؤُ = يَعْبَئُوْا) di al-Furqan : 77, (تَفْتَأُُ = تَفْتَؤُوا) di Yusuf : 85, (إِنَّا بُرَءَاؤُ = بُرَءَاؤُوا) di al-Mumtahanah : 4,
 (يَبْدَأُ = يَبْدَؤُا) di Yunus : 4 dll, (تَظْمَؤُ = تَظْمَؤُو) di Thaha : 119, ْ (الضُّعَفَاءُُ = الضُّعَفَؤُ) di Ibrahim 21, (اِمْرُؤٌ = اِمْرُؤٌا) di al-Nisa' : 176, (تَبَوَّءَ = تَبَوَّءَا)تَبُوْءَاْ (تَبُوْءَ) di al-Maidah : 29, (لَتَنُوْءُ = لَتَنُوْءُا) di al-Qashash : 76.
أوْلُوْ Menambah Wawu (و), demikian juga أُوْلِيْ, أُوْلاَتُ, dan أُوْلئِكَ. Juga يُرِيْكُمُوْهُمَْ di al-Anfal : 44, juga فَكَرِهْتُمُوْهُ dan كَرِهْتُمُوْهُنّ di al-Hujurat : 12, يَسْأَلْكُمُوْهَا di Muhammad : 37 yang tetap dipakai dalam tata-tulis Imla'.
(ا)بِأَيْيْدٍ (بِأَيْدٍ) Menambah Ya' di al-Dzariyat : 47, (ا)أَفَإِِيْنْ (أَفَإِنْ) di Ali 'Imran : 144, (ا)أَفَإِِيْنْ مِتّ (أَفَإِنْ) di al-Anbiya' : 34, (ا)مِنْ نَبَإِي (مِنْ نَبَإِ ) di al-An'am : 34, kecuali مِنْ نَبَإِ مُوْسَى di al-Qashash : 2,
 (ا)مِنْ تِلْقَاءِيْ نَفْسِيَْ (مِنْ تِلْقَاءِ نَفْسِيْ) di Yunus : 15, (ا)وَ إِيْتَاءِيْ ذِيْ الْقُرْبَى (وَ إِيْتَاءِ) di al-Nahl : 92, (ا)مِنْ آَنَاءِيْ اللّيْلَِ (مِنْ آَنَاءِ اللّيْلِ) di Thaha : 130, (ا)وَ مِنْ وَرَاءِيْ (وَ مِنْ وَرَاءِ) di al-Syura : 51.
Bagian ini juga tata-tulisnya mengikuti Bahasa Quraisy yang sudah eksis sebelum al-Qur'an turun. Sekalipun tidak sesuai dengan kaidah bahasa (Nahwu dan Sharaf), akan tetapi secara materiel tidak berpengaruh terhadap tata-baca dan maknanya, karena perumusan kaidah Nahwu dan Sharaf menyusul kemudian setelah dibukukannya al-Qur'an, seperti kaidah yang mengatur kapan Wawu (و) di akhir kalimah tetap ada dan kapan harus dihilangkan. Ketidak sesuaian tersebut juga tidak bisa diartikan al-Qur'an menyalahi, sebab dalam segi yang lain masih tetap sesuai dengan Bahasa Arab.
Pada dasarnya kelompok ini sama dengan kelompok (b), pengurangan yang terjadi pada huruf Ya' (ي) meskipun tidak mempengaruhi tata-bacanya, akan tetapi kalau yang digugurkan adalah Ya' Mutakallim 
(ياء المتكلم) tentu berpengaruh, yaitu secara makna Ya' (ي) nya tetap diartikan, meskipun tidak tertulis, sama dengan ربِّ dalam do'a sehari-hari, yaitu : رب اغفرلي و لوالديّ dan seterusnya.
Pengguguran Nun (ن) ini tidak mempengurhi tata-baca dan maknanya. Meskipun demikian, dari segi bahasanya ada kecenderungan mempermudah tata-bacanya, karena memang sifat bahasa adalah cenderung untuk menggunakan yang mudah diucapkan dan difahami, dan al-Qur'an pun memilih kata-kata dalam Wazan (الوزن) yang paling mudah dibaca dan difahami, seperti تتنزّلُ menjadi تنزل dalam surah al-Qadr.
Pada bagian pengurangan Lam (ل) ini juga tidak mempengaruhi tata-bacanya, sedang dari segi bahasa dan maknanya sudah sangat populer, yaitu dalam bentuk Mutsanna (المثنى) dan Jama' (الجمع) Lam nya ditulis kembali.
Penambahan di dalam kategori ini lebih banyak berpengaruh terhadap tata-baca dan maknanya, tambahan tersebut rawan menimbulkan keliru baca atau paling tidak keraguan membacanya, karena apabila tambahan-tambahan tersebut dihilangkan tata-bacanya lebih jelas. Tambah huruf memang mempunyai arti sendiri, seperti pada Fi'il-fi'il yang Mazid, dalam Ilmu Sharaf dikenal dengan istilah
 زِيَادَةُ الْمَبْنَى دَلِيْلٌ عَلَى زِيَادَةِ الْمَعْنَى, maksudnya "bertambah hurufnya bertambah pula artinya". Tetapi tambahan-tambahan tersebut di samping karena mengikuti tata-tulis Bahasa Quaisy juga mengingat aspek sejarah kelahiran dan mengikuti pemakaian Bahasa Arab pada umumnya, sedang dari segi tafsiran maknanya seringkali mempunyai tambahan makna "lebih", dalam arti lebih mendetail, mendalam, tegas dan semisalnya.

Mengganti Alif (ا) dengan Wawu (و).
(الصَّلاَةَ = الصَّلَوةَ) di al-Baqarah : 3 dll, seperti juga (الزَّكَاةَ = الزَّكَوةَ)َ di al-Baqarah : 43 dll,
 (الحَيَاةَ = الحَيَوةَ) di al-Qashash : 60, (مِشْكَاةٍ = مِشْكَوةٍ) di al-Nur : 35, (الرِّبَا = الرِّبَو) di al-Baqarah : 275, (العَدَاوَةَ = العَدَوَةَ) di al-An'am : 52, (النَّجَاةَ = النَّجَوةَ) di Ghafir (al-Mu'min) : 41, (مَنَاةَ = مَنَوةَ) di al-Najm : 20, karena menunjukkan asal hurufnya berupa Wawu (و).
Pada bagian ini juga sangat mempengaruhi tata-bacanya, atau paling tidak meragukan, dibaca الصَّلَوَة atau الصّلاَة, demikian pula kata-kata yang lain. Dalam hal ini para ahli bahasa berspekulasi mengatakan "untuk menunjukkan asal hurufnya", meskipun mereka tidak secara pasti menyebutkan bahwa dalam sidangnya Khalifah 'Utsman dahulu disengaja ditulis demikian untuk maksud tersebut. Menurut hemat penulis semua ini kembali kepada teknik tata-tulis menurut Bahasa Quraisy.

Mengganti Alif (ا) dengan Tanwin (التنوين).
(لِيَكُوْنَنْ = لِيَكُوْنًا) di Yusuf : 32, (لَنَسْفَعَنْ = لَنَسْفَعًا) di al-'Alaq : 15, (إِذَنْ = إِذًا) di al-Qashash : 60, (فَتَعْسَنْ لَهُمْ = فَتَعْسًا لَهُمْ) di Muhammad : 8.
Bagian ini di samping juga mengikuti teknik tata-tulis menurut Bahasa Quraisy, juga menjelaskan segi pemakaian bahasa yang sudah populer di masyarakat, bisa begini bisa begitu. Tata-tulis ini tidak berpengaruh baik terhadap tata-baca maupun maknanya.

Mengganti Alif (ا) dengan Ya' (ي).
(يَتَوَفَّيكُمْ = يَتَوَفَّاكُمْ) Di al-An'am : 60, dan (يَا حَسْرَتَى = يَا حَسْرَتا) di al-Zumar : 56, karena asal hurufnya Ya' (ي).

Mengganti Wawu (و) dengan Alif (ا).
(الصَّفَا = الصَّفَو) di al-An'am : 60, karena asal hurufnya Wawu (و).

Mengganti Wawu (و) dengan Alif Maqshurah (ى).

(الضُّحَى = الضُّحَو) di al-Dhuha, (تَزَكَّى = تَزَكَّا) di al-A'la : 14 dll.

Mengganti Ta' Marbuthah (ة) dengan Ta' Maftuhah (ت).
(التَّابُوْتُ = التَّبُوْةُ) di al-Baqarah : 248, Thaha : 39, seperti juga (رَحْمَتَ = رَحْمَةَ) di al-Baqarah : 218, al-A'raf : 56, Hud : 73, Maryam : 6, al-Rum : 5, dan al-Zukhruf : 32, (نِعْمَتَ = نِعْمَةَ) di al-Baqarah : 231, Ali Imran : 103, al-Maidah : 11, Ibrahim : 28 dan 34, al-Nahl : 72, 83, dan 114, Luqman : 31, Fathir : 3 dan al-Thur : 29, (سُنَّتَ = سُنَّةَ) di al-Anfal : 38, Fathir : 43, Ghafir (al-Mu'min) : 85, (امْرَأَتُ = امْرَأَةُ) di Ali 'Imran : 35, Yusuf : 30 dan 51, al-Qashash : 9, al-Tahrim : 10 dan 11, (لَعْنَتَ = لَعْنَةَ) di Ali 'Imran : 61, al-Nur : 7, (مَعْصِيَتِ = مَعْصِيَةِ) di al-Mujadalah : 8 dan 9, (كَلِمَتِ = كَلِمَةِ) di al-A'raf : 137, al-An'am : 115, Yunus : 33, Ghafir (al-Mu'min) : 6, (شَجَرَتَ = شَجرَةَ) di al-Dukhan : 43, (قُرَّتَ = قُرَّةَ) di al-Qashash : 9, (ثَمَرَتٍ = ثَمَرَةٍ) di Fushilat : 47, (بَقِيَّتُ = بَقِيَّةُ) di Hud : 86, (جَنَّتُ = جَنَّةُ) di al-Waqi'ah : 79, (فِطْرَتَ = فِطْرَةَ) di al-Rum : 30, (اِبْنَتَ = اِبْنَةَ) di al-Tahrim : 12, (غِيَبَتِ = غِيَبَةِ) di Yusuf : 10 dan 15, (بَيِّنَتٍ = بَيِّنَةٍ) di Fathir : 40, (جِمَلَتٌ = جِمَلَةٌ) di al-Mursalat : 33.

Pada bagian ini sama dengan bagian Tabel VII di muka.

Demikian juga Tabel X ini.

Sama dengan Tabel X di atas.

Pada prinsipnya, karena menyangkut huruf-huruf yang dinamakan "Huruf Ilat" (حرف علة), menurut Bahasa Arab sangat mungkin terjadi penggantian, yang dinamakan الإعلال dengan alasan kemudahan mengucapkan, kembali kepada sifat al-Qur'an yang memilih Bahasa / Kata-kata (الكلمة) yang paling mudah diucapkan, sedang yang tidak pada Huruf Ilat (حرف علة) pun ada yang bisa dilakukan penggantian huruf yang disebut الإبدال.
Dalam hal ini jelas sekali dominasi Bahasa Quraisy, karena memang al-Qur'an diturunkan dengan menggunakan bahasa mereka. Secara materiel tata-tulis tersebut tidak berpengaruh baik terhadap tata-baca maupun maknanya, sedang kasusnya terjadi karena perbedaan teknik penulisan (tata-tulis) antara Kabilah Quraisy dengan kabilah lainnya.

XIII : Contoh tata-tulis Hamzah (ء):
1. Hamzah di awal kata :
ءَأَنْذَرْتَهُمْ ) أَأَنْذَرْتَهم) di al-Baqarah : 6, ءَ الذّكَرَيْنِ di al-An'am : 142, ءَابَاؤُنَا) آَبَاؤُنَا) di al-A'raf : 70, termasuk yang didahului huruf lain seperti : سَأَصْرِفُ di al-A'raf : 146, فَبِأَيِِّ di al-Rahman, لَبِإِمَامٍِ di al-Hijr : 79, لأَمْلَئَنّ لأَمْلأَنّdi al-A'raf : 18, Hud : 119, أَفَأَنْتَ di Yunus : 99, dan فَلأُمِّهِ di al-Nisa' : 11, kecuali بِسْمِ. Khusus dalam tata-tulis بِسْمِ الله الرحمن الرحيم di permulaan setiap surah (kecuali al-Bara'ah) Hamzahnya tidak ditulis, dengan alasan karena sering diucapkan, selain itu Hamzah Washalnya tetap ditulis seperti سَبِّحِ اسْمَ di al-A'la, فَسَبِّحْ بِاسْمِ di al-Waqi'ah : 74.

2. Hamzah di tengah kata :
أَسْئَلُكُمْ di al-An'am : 90, سُئِلَتْ di al-Takwir : 8, بِئْسَ di al-Baqarah : 126, الْمُؤْمِنُوْنَ di al-Mu'minun, سَأَلْتُمْ di al-Baqarah : 61, شَنَئَانُ di al-Maidah : 2, خَسِئِيْنَ di al-Rahman, يَؤُدُهُ di al-Baqarah : 255,
 (فَلْئَنَ = فَالآَنَ) di al-Nisa' : 18, (القُرْءَانِ = القُرْآَنِ) di Yasin 2, فَادّارَءْتُمْ di al-Baqarah : 72,
 هَلِ امْتَلَئْتِ di Qaf : 30, وَ اطْمَئَنُّوْا di Yunus : 7, وَ لاَ يَطَئُوْنَ مَوْطِئًا di al-Taubah : 120.

3. Hamzah (ء) di akhir kata :

مَاءً di al-Baqarah : 22, قُرِئَ di al-A'raf : 204, قَرَأْتَ di al-Nahl : 98, اِمْرُؤٌ di al-Nisa' : 176, dan مِلْءُ di Ali 'Imran : 91.

Tata-tulis ini termasuk yang menjadi acuan Qawa'id al-Lughah dalam penulisan Hamzah.
Data kata-kata dalam bagian ini secara materiel tidak mempengaruhi tata-bacanya, akan tetapi sangat mempengaruhi tata-bahasa dan maknanya, khususnya seperti kata-kata ما لهذا, berbeda sama sekali dengan kalau ditulis dengan cara مال هذا. Ketidak konsistensinya dalam ayat-ayat tersebut, semata-mata kembali kepada keputusan sidang.
Pada prinsipnya tata-tulis al-Rasm al-'Utsmani mempunyai model dan gaya sendiri. Setelah al-Qur'an memasyarakat, maka disusunlah kaidah Bahasa Arab, baik Nahwu maupun Sharafnya. Dalam rangka itu para penyusun di samping merujuk kepada Syair-syair sebelum Islam, juga merujuk dan berdalil kepada al-Qur'an itu sendiri. Yang jelas bahwa semua tata-tulis tersebut merupakan bentuk asli al-Rasm al-'Utsmani, yang menurut kesepakatan para ulama berdasarkan putusan sidangnya Khalifah 'Utsman t tidak boleh dirubah dan direvisi lagi baik dengan cara menambah, mengurangi maupun merubah tata-tulisnya, karena sudah final.
Persoalan yang timbul kemudian, bisa jadi tata-tulis al-Rasm al-'Utsmani yang tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Arab sehari-hari dipersalahkan, karena di samping rawan menimbulkan salah baca dan pemaknaan juga tidak sesuai dengan tata-tulis Imla. Karena itu, menurut hemat penulis dalam pembelajarannya diperlukan seorang Ustadz yang mempunyai wawasan bahasa, disamping ketrampilannya dalam proses belajar mengajar.
Sebenarnya, kesulitan yang terjadi bukan karena materinya, akan tetapi semata-mata karena faktor manusianya yang belum atau kurang terbiasa dengan model tata-tulis dan tata-bahasanya, meskipun sudah mengakrabi tata-bacanya. Dan yang berhak mengatakan sulit atau tidak sulit harus yang mempunyai bahasa itu sendiri, bukan orang lain. Apalagi kalau bahasanya jauh berbeda. Selain itu bahwa Bahasa Indonesia masih jauh dari sempurna untuk bisa dipakai memahami al-Qur'an, walaupun demikian bukan berarti tidak ada gunanya. Di sinilah pentingnya tulisan ini, agar orang jangan menyalahkan materi (al-Qur'an) nya.

1 komentar:

  1. Did you know there is a 12 word sentence you can communicate to your partner... that will induce deep feelings of love and instinctual attractiveness to you deep within his heart?

    Because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, treasure and guard you with his entire heart...

    12 Words Will Trigger A Man's Love Response

    This impulse is so built-in to a man's genetics that it will make him try better than before to make your relationship as strong as it can be.

    Matter-of-fact, triggering this all-powerful impulse is absolutely essential to achieving the best ever relationship with your man that the second you send your man a "Secret Signal"...

    ...You'll immediately find him expose his soul and mind to you in a way he never expressed before and he'll see you as the one and only woman in the world who has ever truly tempted him.

    BalasHapus