Cari Blog Ini

Rabu, 25 April 2012

Upaya dan Proses Penulisan Al-Qur'an

Selain para penghafal yang disebutkan di muka(146), ada di antara sahabat yang juga pernah mengumpulkan al-Qur'an seperti Sa'd ibn 'Ubaid dari Aus, Qais ibn Abi Sha'sha'ah, Sa'id ibn al-Mundzir dari Hazraj, dan Ummu Waraqah. Dijumpai juga bahwa Mushhaf yang dimiliki beberapa sahabat ada yang urutan surahnya berbeda dengan al-Mushhaf al-'Utsmani yang ada sekarang, seperti Mushhaf 'Abdullah ibn Mas'ud, hanya urutan surah al-Fatihah dan al-Baqarah saja yang sama, di samping itu tidak memasukkan "al-Fatihah" dan "al-Ma'udzatain" ke dalam al-Qur'an dan Mushhaf Ubai ibn Ka'ab juga hanya al-Fatihah dan al-Baqarah saja yang nomor urutnya sama, surah yang lain berbeda(147).

Sabtu, 14 April 2012

ASPEK HISTORIS AL-MUSHHAF AL-'UTSMANI

A. Latar belakang Penulisan al-Mushhaf al-'Utsmani. 

Pada masa kekhalifahan 'Utsman, perjalanan Islam sudah masuk dalam tahun ke 24 / 25 H, Islam semakin berkembang, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Di bidang politik, ke dalam isu tentang kekhalifahan semakin marak, timbulnya golongan-golongan dalam Islam mulai merebak, antara pendukung Ali di satu pehak dan para sahabat lain dipehak lainnya, di sisi lain ada beberapa sahabat yang mulai tidak senang kepada kebijaksanaan Khalifah 'Utsman yang dinilai cenderung terlalu lentur dan loyal kepada keluarganya sendiri. Ke luar, wilayah-wilayah Islam semakin meluas, termasuk pengembangannya ke Armenia dan Azarbaijan, yang harus dilindungi aset-asetnya, dan diawasi pelaksanaan ajaran Islam-nya, seperti di al-Madinah al-Munawwarah sendiri, sebagai tindak lanjut dari "Piagam Madinah"(133), yang telah dideklarasikan oleh Rasul Allah unntuk membentuk Daulah Islamiyah(134), dan melanjutkan program yang telah dilaksanakan Abu Bakar dan Umar sebelumnya.
Di bidang sosial umat Islam semakin banyak bersentuhan dengan kehidupan masyarakat lintas adat yang lebih luas. Di bidang budaya yang dihadapi umat Islam semakin berfariasi, diantaranya budaya non Islam yang dimotori oleh Romawi dan Persi yang sudah berlangsung sejak Nabi masih hidup.
Di bidang agama, khususnya pengajaran Islam semakin membutuhkan akurasi penangan, terutama pengembangan al-Qur'an, karena ternyata terjadi perbedaan tata-bacanya, padahal al-Qur'an merupakan pedoman hidup seperti yang Nabi pesankan di dalam khuthbahnya pada waktu Haji Wada'.
Maka, ketika mendapat laporan dari Hudzaifah ibn al-Yaman Khalifah 'Utsman yang usianya sudah di atas 70 tahun segera bersikap pro aktif, lalu membentuk team untuk segera membukukan ulang al-Qur'an seperti yang dijelaskan di muka. Atas dasar itu diperlukannya al-Mushhaf al-'Utsmani adalah :

Kamis, 05 April 2012

Penulisan al-Qur'an di Zaman Nabi

Pada waktu Al-Qur'an turun, sudah banyak sahabat-sahabat yang pandai menulis(87).
Di Makkah setidaknya sudah ada 7 orang sahabat, Misalnya : Muawiyah dan Yazid keduanya putera Abu Sufyan, Umar ibn Khathab, Utsman ibn Affan, Ali ibn Abi Thalib, Abdullah ibn Mas'ud, Thalhah ibn Abdullah, Abu Ubaidah ibn Jarah, Hudzaifah ibn al-Yaman, Abu Hurairah, Abu al-Darda' dan Abu Musa al-Asy'ari(88).
Di al-Madinah al-Munawwarah minimal ada 10 orang. Misalnya : Saad ibn Zurarah, al-Mundzir ibn Umar, Ubai ibn Ka'ab, Zaid ibn Tsabit, Rafi' ibn Malik, Asir ibn Mudhar, Ma'n ibn Adiy, Abu Ain ibn Katsir, Aus ibn al-Khuli, Basyir ibn Said(89) dan Abdullah ibn Said ibn Umaiyah yang ditunjuk Nabi sebagai guru membaca dan menulis(90), serta Hassaan ibn Tsabit yang penyair terkenal di kalangan para sahabat(91). Dan di kalangan wanita adalah al-Syifa binti Abdullah al-Adawiyah, Hafshah binti Umar isteri Nabi.(92).
Setiap ayat turun Nabi selalu memerintah sahabat untuk menulisnya. Di antaranya beliau bersabda kepada Mu'awiyah(93) : 

اَلْقِ الدّوَاةَ ، و حَرِّفِ الْقَلَمَ ، وَ اَنْصِبِ الْبَاءَ ، وَ فَرِّقِ السِّيْنَ ، وَ لاَ تُعَوِّرِ الْمِيْمَ ، وَ حَسِّنِ اللّهَ، وَ مُدّ الرّحْمَانَ، وَ جَوِّدِ الرّحِيْمَ ، وَ ضَعْ قَلَمَكَ عَلَى أُذُنِكَ الْيُسْرَى ، فَإِنّهُ اَذْكَرُ لَك

Artinya : Teteskanlah tinta, goreskan pena, tepatkanlah "Ba'", bedakanlah "Sin", jangan bengkokkan "Mim", perindahlah tulisan "Allah", panjangkan "al-Rahman", perelok "al-Rahim", dan letakkanlah penamu di atas telinga kirimu, karena yang demikian lebih mudah mengingatkanmu.