Cari Blog Ini

Kamis, 09 Februari 2012

Al-Qur'an itu Mudah


Banyak orang menganggap bahwa al-Qur'an itu sulit dipahami. Hal ini tidak benar, sebab :
  • Pertama : kata "sulit" itu bisa saja terjadi kalau sudah berkali-kali mencoba tapi tidak bisa, padahal yang dicoba baru beberapa ayat saja, dan tidak mungkin untuk memahami satu ayat saja sampai berkali-kali mencoba,
  • Kedua : bukan Bahasa al-Qur'annya yang sulit, akan tetapi kosa kata Bahasa Indonesianya yang tidak selengkap Bahasa Arab, banyak kata-kata Arab sendiri yang dipakai oleh Bahasa Indonesia,
  • Ketiga : belum tentu kata-kata yang ada di dalam Bahasa Indonesia bisa dipakai untuk memaknai bahasa yang dikehendaki al-Qur'an,
  • Keempat : usia Bahasa Indonesia masih muda (belum satu Abad) jadi sistem susunan kalimatnya tidak bisa menyamai Bahasa al-Qur'an, dan
  • Kelima : karena faktor gurunya atau cara belajarnya yang tidak/kurang tepat.

1. Secara Ideologis :
Al-Qur'an adalah kitab suci yang diwahyukan oleh Allah SWT, berfungsi sebagai petunjuk. Maka tidak mungkin Allah Yang Maha Bijaksana menurunkan petunjuk-Nya dengan menggunakan bahasa yang sulit. Anggapan itu sama dengan menganggap Tuhan tidak mengerti atau bahkan Tuhan mempersulit hamba-Nya. Surah Thaha : 2 menyatakan "Kami tidak menurunkan al-Qur'an kepadamu (Muhammad) supaya engkau menjadi susah", jadi jelas anggapan yang demikian itu tidak benar dan tidak mungkin. Al-Qur'an sendiri telah berulang kali menegaskan "mudah", sebagaimana yang tertuang di dalam Surah Maryam : 97, al-Dukhan : 58, dan di dalam al-Qamar : 17, 22, 32, dan 40. Penegasan itu tidak ada artinya kalau kenyataannya sulit. Karena itu, hanya ada satu kemungkinan saja, yaitu yang benar adalah Allah swt. Bahwa Al-Qur’an tidak sulit.
2. Secara scientis :
a. Masalah Kosa katanya,
Banyak sekali kata-kata Arab yang sudah pindah menjadi Bahasa Indonsia yang baku, mulai dari kata-kata yang telah memasyarakat, seperti ziarah, zakat, rizki, nafkah, sadaqah, soal, jawab, masalah, membahas, makalah, kalbu, wajah, sahabat, karib, selamat, tamasya, sampai-sampai "ilmu" pun dari kata-kata Arab. Begitu juga kata-kata yang dipakai dalam pergaulan politik, mulai dari dewan, wakil, rakyat, majelis, amanat, wilayah, daerah, wali, hukum, hakim, hak asasi, musyawarah, mufakat, dan lain sebagainya. Maka kurangnya kosa kata Bahasa Indonesia tidak dapat dijadikan alasan untuk mengatakan "al-Qur'an itu sulit", misalnya, untuk mengartikan satu kata-kata "قَالَتَا" saja, diperlukan enam buah kosa kata Bahasa Indonesia, yaitu: dia dua orang perempuan telah berkata.
b. Soal Laki dan Perempuan.
Kalau saya katakan ”keponakanku datang”, tentu pema-hamannya hanya sebatas kepada seorang keponakanku saja. Kalau yang diajak berbicara belum tahu siapa keponakanku, tentu dia tidak dapat memastikan apakah dia laki-laki atau perempuan, apakah anaknya kakak atau adik saya, apakah yang punya anak itu laki-laki atau perempuan. Tapi, kalau saya katakan dengan menggunakan Bahasa Arab : "جَاءَ ابْنُ أَخِيْ الصّغِيْرِ", semua orang pati tahu kalau keponakanku yang datang itu adalah anak laki-lakinya adik saya yang laki-laki.
c. Masalah tanda-tanda Kata Kerja, atau Kata Benda.
Selain itu, Bahasa Arab membedakan antara kata kerja, kata benda, dan huruf. Masing-masing ada tanda-tandanya sendiri yang mudah diamati, tidak perlu menggunakan mikroskop, dan semua beraturan.
d. Sesuai antara tulisan dan bunyinya.
Di sisi lain, Bahasa Arab itu huruf-hurufnya lebih banyak, yaitu 28 atau 29 huruf abjad, dan semuanya pas, sesuai dan konsekuen antara tulisan dengan bacaan atau bunyinya, tidak berubah dibaca begini atau begitu.
e. Bentuk Jama' (banyak).
Dalam menyatakan banyak, Bahasa Arab al-Qur'an ada aturan yang mudah dimengerti; yaitu, kata-kata itu diberi akhiran وا, ون, ين, نَ, atau ات, dan masing-masing ada tempatnya sendiri-sendiri yang sudah pasti; atau kata-kata itu diubah bentuknya dengan patokan tertentu yang gampang ditengarai.
f. Sesuai antara tulisan dan arti / maknanya.
Di sisi lain, Bahasa Arab pas antara huruf-hurufnya dengan arti/maknanya. Seperti kata-kata رحمنرحيم, رجيم, شيطان, جبّار, الحاقّـة, مغضوب, ضالين, زلزلت dan lain sebagainya.
g. Mengandung irama.
Dengan adanya huruf panjang pendek, tebal dan tipis itulah maka lahirlah intonasi dan irama tertentu, dan semua orang dapat membaca suatu susunan kalimat dengan lagu sesuai dengan nada dasarnya; itu pun dapat dilantunkan kapan saja, serta enak didengar, dan tidak membosankan; bahkan untuk dapat melantunkannya tidak perlu alat bantu musik, lagunya pun terlahir secara otomatis, tidak perlu diciptakan berjam-jam, dapat dibaca dengan speed cepat sedang atau lambat.
h. Susunannya tidak tumpang tindih.
Di dalam al-Qur'an tidak pernah ada susunan kalimat yang rawan, atau yang artinya bisa begini atau bisa begitu. Kalau toh ada, itu hanya karena belum mengenal istilah / ungkapan bahasa yang dipakai al-Qur'an.
3. Secara historis :
Bahwa al-Qur'an sudah turun sejak 14 abad yang lalu, sampai sekarang bahasanya tidak pernah berubah sedikit pun, hanya model tata-tulisnya yang dapat dibentuk dengan berbagai gaya tata tulis; bahkan banyak orang yang senang menikmati keindahan seni tulisan kaligrafi.
4. Secara sosiologis :
Anggapan bahwa al-Qur'an itu sulit terbantah oleh banyaknya orang yang hafal al-Qur'an di luar kepala, bahkan anak-anak pun dapat menghafalnya; itu dari segi tata bacanya. Masalah memahami maknanya adalah masalah waktu, bukan masalah sulit kosa katanya. Banyaknya orang yang dapat membaca dan mengerti artinya menjadi bukti bahwa Bahasa al-Qur'an tidak sulit. Sama dengan orang yang belajar mengendarai sepeda motor, walaupun rodanya hanya dua, satu di muka dan satu di belakang, adalah bukti bahwa naik sepeda motor itu tidak sulit, sekalipun ada orang yang tidak bisa naik, dan itu pun kalau ada tidak dapat dijadikan alasan untuk menganggap bahwa naik sepeda motor itu sulit.
5. Secara edukatif.
Al-Qur'an terdiri dari 30 Juz. Nabi SAW. menerima al-Qur'an selama 23 tahun. Kalau saja al-Qur'an hanya terdiri dari 23 Juz, berarti Nabi SAW. menerimanya setiap tahun hanya 1 Juz, atau kira-kira 10 lembar bolak-balik. Berarti 7 Juz sisanya dibagi 23 tahun sama dengan kurang lebih 2 lembar pertahun. Berarti Nabi SAW. menerima al-Qur'an setiap tahun kurang lebih hanya 12 lembar, ini berarti Nabi SAW. menerimanya 1 lembar setiap bulan, berarti setiap halaman dipelajari dalam waktu 2 minggu, berarti setiap minggunya separoh halaman, atau 7 baris, berarti satu hari hanya 1 baris. Ini tidak mungkin sulit. Sehari semalam adalah 24 jam, menurut dokter yang sehat tidurnya 8 jam, untuk kerja kantor 10 jam (termasuk perjalanannya), 4 jam untuk menyelesaikan pekerjaan rumah, rapi-rapi atau bersih-bersih dll. Jadi setiap hari masih ada sisa waktu 2 jam. Tidak usah 2 jam, ambil saja misalnya satu hari maksimal 1 jam untuk mempelajari 1 baris tadi, pasti tidak akan sulit, apalagi dalam satu baris saja sering terjadi pengulangan kata.
Perlu diingat, karena Juz 1 saja 70 % nya merupakan pengulangan, maka berarti juz-juz berikutnya tentu kosa katanya akan senantiasa berkurang terus dari jumlah 70 % itu. Dengan asumsi ini, bahwa belajar memahami al-Qur'an cukup hanya 4 Juz pertama saja, sebab juz-juz berikutnya sudah tahu semua artinya. Bahkan banyak sekali kata-kata yang terulang itu persis apa adanya, tidak berubah. Ini pun masih dipermudah lagi dengan banyaknya ayat-ayat yang bersifat kesejarahan yang menceritakan kiprah dan perjuangan para Nabi dan Rasul serta umat terdahulu yang tidak akan berubah alur ceritanya. Jadi sekali baca pasti faham.
Kalau seandainya sulit, maka yang berhak mengatakan sulit harus orang Arab itu sendiri, karena mereka yang punya bahasa. Di dalam sejarah banyak orang Arab terperangah, terkagum-kagum. Sayyidina Umar ra. masuk Islam gara-gara membaca bukan saja keindahan bahasa al-Qur'an, tetapi juga sekaligus isinya. Para penyair dan orang kafir banyak yang penasaran, sampai-sampai mereka mengatakan Muhammad gila (al-Anbiya' : 5, al-Shafaat : 36, al-Haaqah : 41), Muhammad tukang sihir (al-Maidah : 110), Muhammad penyair (Yasin : 69), dan masyarakat jin pun terkagum-kagum mendengarkannya (al-Jin : 1-5).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar